karya tulis mawapres

MAHASISWA BERPRESTASI

Judul  Karya Tulis

PERAN PERGURUAN TINGGI DALAM MENCIPTAKAN LULUSAN BERKOMPETENSI ENTREPRENEURSHIP

AGNI LALI PERDANI

NPM 220110070062

ANGKATAN 2007

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

BANDUNG

2010


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang masalah

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia pada 2009 naik tipis menjadi 0,734 dari 0,728 pada 2007, demikian laporan pembangunan manusia United Nations Development Programme (UNDP ) (Antara News, 2009). IPM dinilai dari tiga aspek yaitu pendapatan, pendidikan, dan kesehatan. Sesungguhnya, pendapatan dapat menunjang dua aspek lain, logikanya dengan pendapatan yang cukup, pendidikan dan kesehatan juga akan turut terangkat.

Tapi sayangnya pengangguran dan kemiskinan adalah  masalah krusial yang dihadapi bangsa ini, fenomena yang terlihat seperti gunung es, sehingga membuat pemerintah dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 7 Tahun 2005, tentang Rancangan Pembangunan Jangka Menengah (RPJM), menyatakan tujuan pembangunan adalah difokuskan pada usaha mengurangi kemiskinan dan pengangguran.

Sayangnya, Perpres itu akan sulit terealisasi  karena  apa yang terjadi di lapangan menunjukan  angka pengangguran masih tinggi,  data survei tenaga kerja nasional tahun 2009 yang dikeluarkan oleh Badan Perencanaan Nasional (Bappenas), dari 21,2 juta masyarakat Indonesia yang masuk dalam angkatan kerja, sebanyak 4,1 juta atau sekitar 22,2 persen adalah pengangguran, dan tingkat pengangguran terbuka itu didominasi oleh lulusan diploma dan universitas dengan kisaran angka di atas 2 juta orang. Pengangguran jenis ini kerap disebut “pengangguran akademik”. (Kompas,2010)

Kemudian angka pengangguran tahun 2010 diperkirakan masih akan tinggi, berkisar antara 8-10%. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2010 yang diproyeksikan sebesar 5 %, dinilai tidak akan cukup untuk menyerap seluruh tenaga kerja yang memasuki usia kerja (Solo Pos, 2010). Jumlah ini belum ditambah dengan angka pemutusan hubungan kerja (PHK), bencana alam seperti gempa, longsor, banjir, dan lain-lain yang  tidak terduga  dan  turut menambah jumlah pengangguran dan kemiskinan di Indonesia.

Bila kita berbicara mengenai pengangguran, tidak terlepas kaitannya dengan kemiskinan dan kesejahteraan rakyat, hal ini sangat berhubungan karena manusia yang mempunyai pekerjaan dan penghasilan yang memadai tentu akan dapat  memenuhi kebutuhan diri, keluarga dan lingkungannya, dan seiring dengan itu akan mempunyai kesejahteraan yang layak. Kesejahteran akan berimbas pada sektor pendidikan dan kesehatan, dan diharapkan  akan  mampu berperan aktif membangun komunitas dimana dia tinggal dan pada akhirnya dapat turut serta membangun bangsa.

Salah satu faktor yang menyebabkan masih banyaknya angka penganguran yang berasal dari universitas maupun diploma karena sistem pendidikan di Indonesia yang tidak mengembangkan jiwa soft skill (keterampilan lain di luar kompetensi utama), padahal pada kenyataanya soft skill sangat dibutuhkan dalam dunia kerja. Sehingga terjadi ketidakcocokan antara sumber daya manusia yang tersedia dengan kebutuhan dunia kerja.

Kewirausahaan adalah salah satu solusi untuk mengatasi masalah pengangguran yang berasal dari lulusan perguruan tinggi, dengan digalakkannya program pengembangan entrepreneurship di kalangan mahasiswa sejak dini agar diharapkan  kelak para akademisi terdidik ini mempunyai jiwa jobcreator bukan job seeker. Idealnya dalam suatu negara presentasi masyarakat yang bergerak di dunia wirausaha adalah 1% dari jumlah penduduk, karena kewirausahaan adalah motor penggerak ekonomi sebuah negara. Dari sektor informal ini dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 63% dibandingkan dengan sektor formal yang hanya menyerap sebanyak 37% (Muhaimin Iskandar,2010).

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) sangat menyadari pentingnya entrepreneurship ini, sehingga terciptanya berbagai ajang kreativitas mahasiswa seperti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), Cooperative Education (Co-op) dan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW)

1.2 Identifikasi Masalah

Dengan mempertimbangkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan masalah dalam karya tulis ini adalah sebagai berikut :

“Bagaimana optimalisasi peran perguruan tinggi dalam mencetak lulusan berkompetensi entrepreneurship

1.3 Tujuan

Karya tulis ini bertujuan untuk :

  1. Mendeskripsikan penyebab yang terjadi masih banyaknya pengangguran akademik yang ada di Indonesia.
  2. Memberikan pengetahuan dan informasi tentang entrepreneurship dan apa manfaatnya untuk mahasiswa.
  3. Meningkatkan optimalisasi perguruan tinggi dalam menciptakan atmosfer entreprenuership agar kelak dapat tercipta lulusan yang unggul dari segi hard skill maupun soft skill dan berkompetensi entrepreneurship.

1.4 Manfaat

Karya tulis ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada perguruan tinggi dalam perannya menciptakan sarjana berkompetensi entrepreneurship yang tentunya selain mempunyai hard skil ditambah dengan soft skill.

Melalui karya tulis ini perguruan tinggi yang mencakup di dalamnya terdapat dosen, rekorat, dekanat dan mahasiswa dapat menumbuhkan ide-ide baru dan berbeda dalam menciptakan lulusan entrepreneurship. Kerja sama sinergis diantaranya dapat saling membantu optimalisasi peran perguruan tinggi itu sendiri

BAB II

TELAAH PUSTAKA

1.1 Pengertian Soft Skill

Soft skill adalah kemampuan seseorang yang invisible atau tidak dapat dilihat, berbeda dengan hard skill adalah kemampuan seseorang yang bisa dilihat. (Ibun, 2006). Contohnya, bila  seseorang lulusan keperawatan, hard skill yang akan dimiliki berupa kemampuannya melakukan tugas-tugas seorang perawat klinik dan melakukan asuhan keperawatan. Soft skill membutuhkan kecerdasan seseorang dalam emotional quetion (EQ) (Wikipedia).

Kemampuan soft skill seseorang meliputi participate in a team (see team building), lead a team (see leadership), unite a team amidst cultural differences, teach others, coach others, motivate others, provide services, negotiate, decision making, problem solving, observe forms of etiquette, active listening, maintain meaningless conversation (small talk), maintain meaningful conversation (discussion/debate), defuse arguments with timing, instructions and polite, concise language (Wikipedia). Soft skill adalah elemen penting yang harus dimiliki oleh seorang entrepreneurship.

BAB III

METODE PENULISAN

1.1 Metode pengumpulan data

Penulisan karya tulis ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan penelitian  dekstritip ekspolatif. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam karya tulis ini menggunakan teknik studi dokumenter. Teknik ini adalah dengan cara mengumpulkan data yang dilakukan dengan kategorisasi dan klasifikasi bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan penelitian baik dari sumber dokumen maupun buku-buku, koran, majalah dan lain-lain (H.Hadari Nawari, 2006).

1.2 Prosedur penulisan

Prosedur penulisan karya tulis ilmiah ini adalah :

  1. Identifikasi masalah yang berkembang di mayarakat dan .
  2. Pencarian data dan/atau informasi dari sumber terpercaya.
  3. Penyusunan penulisan dirancang secara sistematis dan runtut.
  4. Pencarian kajian pustaka atau hasil kajian pustaka yang didukung oleh hasil peng­a­matan dan/atau wawancara.
  5. Karya tulis di analisis-sintesis, kesimpulan dan rekomendasi.

Prosedur dan sistematika penulisan karya tulis ini berdasarkan pedoman umum Pemilihan Mahasiswa Berprestasi-DIKTI,2010

1.3 Sistematika penulisan

Sistematika penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut :

  1. Bagian Awal

Meliputi halaman judul yang mencantumkan judul karya tulis serta nama penulis. Pada bagian awal juga terdapat lembar pengesahan, kata pengantar yang merupakan ucapan terima kasih penulis kepada pihak-pihak yang membantu penulis, daftar isi, daftar gambar dan ringkasan.

  1. Bagian Inti

BAB I : Pendahuluan

Bagian Pendahuluan berisi: latar belakang dan perumusan masalah, uraian singkat mengenai gagasan kreatif yang ingin disampaikan, serta tujuan dan manfaat yang ingin dicapai melalui penulisan.

BAB II : Telaah Pustaka

Telaah Pustaka berisi uraian yang menunjukkan landasan teori dan konsep-konsep yang relevan dengan masalah yang dikaji, uraian mengenai pendapat yang berkaitan dengan masalah yang dikaji, uraian mengenai pemecahan masalah yang pernah dilakukan.

BAB III :Metode Penulisan

Penulisan dilakukan mengikuti metode yang benar dengan meng­u­raikan secara cermat cara/prosedur pengumpulan data dan/atau informasi, pengolahan data dan/atau informasi, analisis-sintesis, meng­ambil kesimpulan, serta merumuskan saran atau reko­men­da­si.

BAB  IV : Analisis dan Sintesis

Bagian ini berisi analisis-sintesis permasalahan dida­sarkan pada data dan/atau informasi serta telaah pustaka untuk menghasilkan alter­na­tif model peme­cahan masalah atau gagasan yang kreatif.

BAB V :Kesimpulan dan Rekomendasi

Kesimpulan harus konsisten dengan analisis dan sintesis pada pem­bahasan dan menjawab tujuan. Rekomendasi disampaikan berupa kemungkinan atau prediksi transfer gagasan dan diseminasi ga­gas­an atau adopsi gagasan oleh masyarakat.

  1. Bagian Akhir

Bagian akhir memuat daftar pustaka dan lampiran jika diperlukan

BAB IV

ANALISIS DAN SINTESIS

4.1 Analisis Permasalahan

Mahasiswa dihadapkan pada kondisi dimana setelah seseorang lulus dan bertitel sarjana harus mampu mendapatkan lapangan pekerjaan yang layak, gaji yang memuaskan, dan kehidupan sejahtera yang mapan. Harapan itu timbul dari perjuangan keras seorang mahasiswa untuk menjadi sarjana setelah melalui proses panjang selama duduk di bangku kuliah. Setelah “berakit-rakit kehulu” untuk lulus dari perguruan tinggi kini saatnya “berenang-renang ke tepian” untuk menikmati hasil yang didapat. Mungkin inilah pikiran yang terdapat dalam benak sejumlah mahasiswa saat ini.

Hal ini bertolak belakang dengan realita yang terjadi di lapangan saat ini, dimana dunia sudah mengalami globalisasi saat arus barang dan jasa tidak ada batasnya. Globalisasi berprinsip seperti hukum alam dimana siapa yang kuat dialah yang menang.

Lulusan perguruan tinggi saat ini lebih menekankan pada kemampuan hard skill disbanding soft skill. Pada kenyataanya hal yang mendukung seseorang sukses di dunia kerja adalah faktor finansial sebanyak 10%, faktor hard skill 20%, networking 30% dan 40% sisanya adalah soft skill.

Diharapkan dengan peran aktiv perguruan tinggi dalam mengembangkan atmosfer entrepreneurship di kalangan mahasiswa kelak mahasiswa lulusan perguruan tinggi mempunyai jiwa entrepreneurship yaitu berupa soft skill yang tentunya akan berguna dalam dunia kerja. Bila kita berbicara entrepreneurship, maka akan ada proses untuk mengembangkan jiwa-jiwa seorang entrepreneur yang harus dimiliki oleh mahasiswa. Inilah poin penting yang harus menjadi acuan perguruan tinggi. Soft skill inilah yang harus dikembangkan dalam setiap lulusan perguruan tinggi, karena skill teknis berdasarkan nilai akademis hanya berpengaruh 10 % untuk karir, sebaliknya karir lebih mengutamakan soft skill (Aditia Sudarto, ).

Entrepreneurship adalah hal penting yang harus dipersiapkan dalam setiap lulusan perguruan tinggi agar sumber daya manusia yang tercipta adalah sumber daya yang unggul. Semakin baik perguruan tinggi menyiapkan soft skill lulusannya, semakin siap pula mereka menghadapi dunia kerja, bahkan wirausaha. (Sudino Lim). Soft skill ini seperti kemampuan berbicara di muka umum, kemampuan memecahkan konflik, melihat peluang yang ada untuk dapat dimanfaatkan, rasa percaya diri, interaksi yang baik dengan sesama manusia, dan lain-lain.

Hal ini juga bermanfaat dalam menyiapkan sumber daya manusia yang handal dan berdaya saing tinggi untuk dapat mengejar ketertinggalan dengan dunia lain, karena globalisasi dunia yang terjadi di dunia membuat semua negara berlomba-lomba untuk mempersiapkan diri.

Saat ini kita pasti mengenal thefacebook.com yang ditemukan oleh Mark Zickenburg, mahasiswa Harvard. Dalam usaha pengembangan facebook, Mark dan rekan-rekannya mengalami naik turun, facebook bahkan sempat dikecam di Syria,China, Vietnam, dan Iran. Dalam sejarahnya facebook dibangun dengan semangat-semangat seorang entrepreneurship.

(Wikipedia).

Selain itu diharapkan akan semakin menumbuhkan wirausaha-wirausaha baru yang inovatif dan kreatif baik sesuai dengan jurusan yang digelutinya atau di luar dari itu, dengan entrepreneurship  mungkin ke depannya akan ditemukan berbagai produk barang dan jasa yang dapat menjawab kebutuhan dan permasalahan yang ada di masyarakat.

4.1 Sintesis

Optimalisasi peran perguruan tinggi dalam menciptakan lulusan berkompetensi entrpreneurship adalah :

  1. Kurikulum Entrepreneurship dan pengembangan minat mahasiswa.

Saat ini peran perguruan tinggi yang menjadikan entrepreneurship mata kuliah wajib adalah Institut Teknologi Suarabya (ITS) . ITS menjadikan mata kuliah technopreneurship sebagai mata kuliah wajib. Bahkan, model kuliahnya tidak sekedar teori tanpa aplikatif. Mahasiswa yang mendapat kuliah ini sudah dipersiapkan sejak awal untuk membuat rencana bisnis dengan perhitungan daya tarik pasar ( Eka Setyowati, 2010).

Mata kuliah entrepreneurship dapat disesuaikan dengan program studi atau jurusan setiap mahasiswa sehingga diharapkan ke depannya mahasiswa dapat menciptakan karya-karya inovatif baru yang menjadi penjawab kebutuhan masyarakat dan disesuaikan dengan kebutuhan lokal.

Kurikulum pengembangan minat dan bakat juga perlu diterapkan untuk pelatihan otak kanan, karena selama satu semester mahasiswa dibekali ilmu utama sesuai dengan jurusannya, perguruan tinggi perlu mengadakan kurikulum sesuai minat dan bakat mahasiswa yang kelak dari sini dapat memunculkan produk-produk inovatif dan kreatif .

  1. Ajang kreativitas mahasiswa. Ajang ini bertujuan pengembangan kreativitas mahasiswa. Setelah mahasiswa mendapatkan materi-materi yang berhubungan dengan entrepreneurship seperti manajemen sumber daya uang, manajemen sumber daya keuangan, time management, business plan, dan lain-lain. Kini saatnya mahasiswa saling membuktikan kreativitasnya berwirausaha melalui ajang kreativitas mahasiswa. Saat ini DIKTI telah mengadakan program seperti PKM, co-opt, dan PMW. Yang menjadi kendala adalah DIKTI mempunyai aturan baku saklek mengenai adminstratif, prosedur penulisan proposal, dan lain-lain. Sehingga karya mahasiswa yang tergolong bagus sering tidak lolos seleksi DIKTI karena hal sepele dalam administratif. Perguruan tinggi dapat membuat ajang kreativitas mahasiswa serupa PKM dan PWM dalam tingkat univeristas. Dalam ajang ini PT tetap mempunyai standar penulisan proposal yang wajib diikuti oleh semua mahasiswa, tapi unsur ketidaklolosan proposal dibuat dalam tingkatan maksimal kesalahan proposal. Misalnya, bila suatu proposal terdapat kesalahan pada administratif baiknya dibuat skala presentasinya. Jadi tidak otomatis proposal yang hanya sedikit terdapat kesalahan administarif  langsung tidak lolos tapi mempertimbangkan juga hal-hal lain dalam proposal tersebut.

  1. Kelompok studi enterpreneurship : Perguruan tinggi dapat menstimulasi mahasiswa yang sudah bergerak dalam entrepreneurship atau tertarik dalam entrepreneurship untuk tergabung dalam kelompok studi ini.

  1. Penggalakan event kreatifitas mahasiswa. Perguruan tinggi dapat menstimulasi mahasiswa untuk mengadakan event yang memicu dan merangsang kreativitas mahasiswa dalam usaha pengembangan soft skill. Misalnya diadakan festival kebudayaan yang rutin diadakan setiap bulannya dan event ini dapat merangkul semua mahasiswa untuk turut berpartisipasi dan berkontribusi.

  1. Training/workshop soft skill. Dengan diadakannya training/workshop, mahasiswa dapat mengasah kemampuan soft skill mereka.Training/workshop diikuti wajib oleh semua mahasiswa.

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

1.1 Kesimpulan

Masalah pengangguran adalah masalah bangsa yang wajib kita cari solusinya demi kemajuan dan kesejahteraan bangsa. Perguruan tinggi dalam perannya mencetak lulusan-lulusan yang mempunyai kemampuan hard skill perlu diimbangi dengan kemampuan soft skill.

Sof skil adalah kemampuan yang diperoleh melalui sebuah proses. Perguruan tinggi penting untuk dapat menenekankan pentingnya soft skill kepada mahasiswa. Karena soft skill adalah salah satu permasalah mengapa masih tingginya angka pengangguran di Indonesia. Kewirausahaan adalah salah satu alternative solusi untuk memecahkan masalah pengangguran.

Dengan kewirausahaan akan membuka lapangan pekerjaan yang baru, memunculkan karya-karya dan inovasi yang menjawab kebutuhan masyarakat dan menciptakan manusia mandiri dan bersoft skill kuat.

Perguruan tinggi dalam perannya menciptakan lulusan berkompetensi entrepreneurship dapat melakukan banyak hal. Diantaranya adalah menambahkan mata kuliah entrepreneurship menjadi mata kuliah wajib, pengembangan iklim entrepreneurship baik di tingkat fakultas maupun  universitas, pengikutsertaan mahasiswa dalam program PKMK DIKTI dan berbagai ajang kompetisi entrepreneurship lainnya. Hal lain adalah pengorganisasian lembaga khusus dari dan untuk mahasiswa yang terpadu dan sinergis untuk menampung berbagai hasil entrepreneurship mahasiswa.

1.2 Rekomendasi

Langkah yang bisa diambil dalam optimalisasi peran perguruan tinggi dalam menciptakan lulusan berkompetensi entrepreneurship adalah :

  1. Sedari dini sejak mahasiswa masuk kuliah, perguruan tinggi perlu mensosialisasikan gambaran dunia kerja saat ini dan tantangan yang akan dihadapi kedepannya.
  2. Perguruan tinggi menerapkan kurikulum entrepreneurship menjadi kurikulum wajib atau menjadi MKDU (Mata Kuliah Dasar Umum) mengingat beanyaknya manfaat dari kuliah entrepreneurship untuk pengembangan soft skill mahasiswa.
  3. Digalakannya ajang-ajang kreatitas mahasiswa seperti festival kebudayaan yang rutin digelar setiap bulannya.
  4. Pengembangan atmosfer entrepreneur di kalangan mahasiswa melalui partisipasi aktif dari dosen, dekanat, dan rektorat.
  5. Mahasiswa diwajibkan untuk magang/freelance agar mahasiswa mempunyai gambaran tentang dunia kerja. Magang ini dapat disesuaikan dengan bidang jurusan atau antar lintas jurusan agar mahasiswa memiliki pengetahuan dan informasi yang luas.

Daftar Pustaka

Tias, 2009.    HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS. (online)

(http://HUBUNGAN%20ANTARA%20MOTIVASI%20BERPRESTASI%20DENGAN%20ENTREPRENEURSHIP%20PADA%20MAHASISWA%20UMS%20-%20UMS%20ETD-db.htm)

Purna, Ibnu 2009.         Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan dan Pengurangan Pengangguran Tahun 2009 (online) (www.setneg.go.id/index.php.htm)

Mustain, Ahmad.2010. Mendiknas Tegaskan Perlunya Pengembangan Karakter Pribadi (online) (http://Mendiknas-Tegaskan-Perlunya-Pengembangan-Karakter-Pribadi.htm)

Aristo, Mario.2010         Jutaan Lulusan Terancam Menganggur (online)      (www.mediaindonesia,com/Jutaan_Lulusan_Terancam_Menganggur.htm)

Suwoyo, Bambang B. 2009. Pengembangan Jiwa Kewirausahaan di Kalangan Dosen dan

Mahasiswa. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang. Jurnal Ekonomi Bisnis Tahun14, Nomor 12

Wahyuni, Endang T. 2009. Upaya menumbuhkembangkan kewirausahaan di kalangan

Mahasiswa. (online) (http://jurnal.pdii.lipi.go.id/index.php/Search.html?act=tampil&id=12149)

Wolf, Martin. 2007. Globalisasi Jalan Menuju Kesejahteraan. Jakarta :Yayasan Obor Indonesia

Fair, Ray C. 2006. Prinsip-prinsip Ekonomi. Jakarta : Erlangga

Kuratko, Donald F. Entrepreneurship : Theory, Process, Practice. Kanada : Thomson Higher

Education

Kompas, 2010. Dua Juta Diploma dan Sarjana Menganggur (online).

(http://www.kompas.com/Dua.Juta.Diploma.dan.Sarjana..Menganggur.htm)

Kompas,2010 Banyak Mahasiswa yang “Memble” Setelah Lulus (online)

(http://www.kompas.com/banyak.Mahasiswa.yang..quot.Memble.quot..Setelah.Lulus.htm)

Kompas, 2010. “Soft Skill” Sarjana Kita Masih Payah (online)

(http://edukasi.kompas.com/read/2010/03/09/17585417/.quot.Soft.Skill.quot..Sarjana.Kita.Masih.Payah)

USU. 2010. Program Mahasiswa Wirausaha USU EC 2009 (online)

(www.usu.ac.id71-penyerahan-dana-hibah-usu-ec-2009.html)

Eka Setyowati, 2010. Lulusan Sarjana: Job seeker, Job Creator, atau Nganggur?

(http://www.its.ac.id/berita.php?nomer=6639)

DIKTI, 2010. Program Mahasiswa Wirausaha Bagi Kopertis dan Perguruan Tinggi Swasta

(http://www.kelembagaan.dikti.go.id/index.php/pedoman/89-program-mahasiswa-wirausaha-bagi-kopertis-dan-perguruan-tinggi-swasta)

(http://www.wartaekonomi.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=4376:keppres-no-152010-program-pemerintah-kurangi-kemiskinan-&catid=53:aumum)

About agniperdani

i am just the girl who have a million dreams and million hope !

Posted on Maret 27, 2010, in Uncategorized. Bookmark the permalink. 2 Komentar.

  1. makasih ya atas sharenya^^

Tinggalkan komentar